Sunday, April 26, 2015

Just The Two of Us

Bener kata orang, kadang kita emang butuh seseorang yang bikin kita jadi kuat. Tapi kadang justru karena kita tau kita dibutuhkan maka kita jadi kuat.. 

Wednesday, April 1, 2015

Fenomena Kawin Ama Bule

Ini bukan karena saya nikah ama bule trus saya nulis artikel ini lohh.. Tapi emang belakangan ini beberapa orang yang saya kenal juga nikah ama bule. Yang pertama seorang teman lama dari zaman SMA nikah ama bule duda cerai, trus teman lama seorang janda cerai anak satu nikah dengan bule duda cerai, trus seorang teman single menikah dengan bule yg juga masih single, trus ada juga seorang teman yg janda cerai tanpa anak saat ini sedang pendekatan dengan bule duda tanpa anak yang berdomisili diluar Indonesia, rencananya mau nikah dalam waktu dekat, dan ada lagi seorang teman janda satu nak baru berkenalan dengan bule duda tanpa anak yang rencananya baru mau ke Indonesia untuk copy darat tahun ini.

Hmmmmm, fenomena kah semua ini?

Dulu saya pernah dengar dari seorang teman, apa yang menyebabkan pria2 bule mau menikahi wanita Indonesia. Ini dia dengar langsung dari boss bule-nya di kantor yang juga nikah ama wanita Indonesia. Menurut boss-nya, wanita Indonesia itu pada dasarnya sangat mengabdi, suka melayani dan "nrimo" alias terima apa adanya, ga banyak nuntut. Buat mereka yang udah terbiasa hidup mandiri di negaranya, ngapa2in sendiri dan ga ada yang bantuin, dapet istri orang Indonsia itu beruntung banget karena seperti sekaligus mendapat "maid" pribadi yang siap ngurus semua keperluan mereka 24 jam. So it's like having a wife and a maid at the same time.

Whatttt???

That's very insulting, right?

Emang kita apaan?

Hellooooooo!!

Wanita Indonesia emang pada dasarnya sejak kecil udah dididik untuk masuk dapur dan cakap ngerjain semua urusan rumah tangga. Bahkan pada zaman Kartini wanita ga boleh ngapa2in selain ngurus dapur, suami dan anak. Tapi itu dulu cynnn, sebelum zaman emansipasi. Wanita Indonesia sekarang jauh lebih baik dari wanita zaman dulu. We are stronger, wiser dan better than before. Kalopun sampe sekarang ini kita masih masuk dapur, itu karena kodrat kita sebagi wanita yang emang tercipta untuk mengurus keluarga, sekalipun kita adalah seorang direktur sebuah perusahaan besar. Banyak juga kok wanita yang ga bisa masak bahkan ga tau gimana masak mie instant. Tapi mostly wanita Indonesia bisa masak dan tau gimana ngurus rumah tangga. Tapi bukan berarti kita menikah hanya untuk masak, nyuci, ngepel, dan ngurus suami anak loh. Kalo itu bule2 berpikir bahwa mereka mo nikahin kita biar dapet maid gratis off bed dan on bed, maap maap yaaa..

Tentu saja ga semua bule berpikiran picik seperti boss teman saya itu. Suami saya contohnya, selama 20 tahun tinggal di sebuah apartemen di Italy (sebelum akhirnya menjual apartemenya dan membeli sebuah ranch secara patungan bersama adik dan mamanya) dia terbiasa ngurus diri sendiri tanpa bantuan seorang maid/helper. Di Eropa dan negara2 maju lainnya, gaji seorang maid dibayar per jam dan sangat mahal. Seorang helper yang bekerja 12 jam sehari bisa mencapai 1000 Euro, sekitar 15 juta per bulan. That's crazy! Gaji itu hampir setara dengan seorang executive muda di perusahaan besar. Suami saya udah terbiasa ngurus diri sendiri seumur hidupnya, dan waktu ketemu saya di internet, jatuh cinta dan memutuskan untuk datang ke Jakarta, dia udah tau dong kondisi saya yang disable dan ga sepenuhnya bisa ngurusin dia seperti istri2 lainnya. Dan buat dia itu ga masalah. Dia bilang, "I can take care of myself, I want a wife, not a maid. I love you, I want to have family with you and build a future with you, if we need help we will hire a helper, but you will be my queen and you will have your own helper". Well said, baby!

See? He married me because he loves me and because I love him.

And I'm sure itu juga yang terjadi pada beberapa teman saya yang memiliki hubungan dengan pria2 bule. They got married because they love each other. Terlepas dari pernikahan itu adalah yang pertama ato kesekian (remember I'm not a fan of divorce itself) they decided to make their own thing in front of GOD and family because of love (hopefully!) and not because of other reason.

Anyway, I still have lots of things I need to share about this mixed marriage. Will continue in other article yaaa...

Shahlohm!

Kencan di Lembang

Kali ini kita mutusin untuk jjm alias jalan jalan malam ke Lembang atas. Secara lokasi tentunya lebih dekat, cuma 10 menit dari Kolonel Masturi. Ga macet tentunya dan ga perlu stres dijalan.
Lembang punya jajanan khas yang biasanya hanya terdapat di Bandung, yaitu Ketan Uli, Jagung Bakar, Bandrek, Bajigur dan yang paling jawara adalah Sekoteng.
Walter lovesssss jagung bakar! Selama dia tinggal di Italy dan Uruguay dia belum pernah nyobain jagung yang dibakar. Kalopun mereka barbecue-an yang dibakar palingan daging, marshmallow ato sosis. Ga pernah jagung.
So jagung bakar is now his favorite food. Dan jalan2 kali ini kita nyobain Bandrek dan Bajigur, secara udara dingin banget dan pas banget minum yang hangat2.
Anyone wants to go Lembang with us?