Tuesday, October 9, 2012

Getting Rid of Mr Wrong

They said that there's a rainbow after rain. Ahh....I hope it's not just a quote or some wise words.

Putus dengan pacar bukan akhir dari segala-galanya kan? Dunia masih berputar, detik masih berganti dan jantung masih berdetak. At least itu yang terjadi padaku. Ga ada yang berubah selain ga ada lagi komunikasi yang biasanya intense terjadi setiap hari. Sedih sih udah pasti. Banget. Tapi kan ada Tuhan yang beri kekuatan dan kemampuan untuk ngelewatin hari demi hari. And I try to look at the bright side of this matter.

Hal yang terutama adalah aku bersyukur banget bisa keluar dari hubungan yang ga sehat itu. Ga sehat? Ya karena sebenernya dari awal aku udah tau dia bukan orang yang tepat buatku. Dari awal-awal hubungan ini berjalan aku udah ragu dan terus merasa ragu sepanjang 5 bulan hubungan kami. Keraguan itu dikalahkan oleh rasa sepi dan keinginan untuk memiliki seseorang dan akhirnya kompromi demi kompromipun terjadi.

As a grown up and a woman of GOD, I have my own criteria of a husband and a father of my future children. That criteria has to match with the word of GOD in Bible. Kriteria-kriteria itu bukan sembarang kriteria tapi merupakan hasil perenungan dan doa selama bertahun-tahun, dan aku tau itu yang Tuhan mau aku lakukan dalam memilih pasangan hidup, put a high standard and never compromise with anything, or anyone. Kriteria-kriteria itu antara lain adalah (selain tentunya yang terutama dia harus sesorang pengikut Kristus) : dia haruslah seorang yang berdoa, seseorang yang baca Alkitab, worship GOD, hidup sesuai dengan Firman Tuhan, crazy and madly in love with me (of course lah!), loves his family and mine dan last but not least, dia haruslah seseorang yang bekerja keras dan bertanggung jawab buat keluarganya.

Dan waktu bertemu dengan Mr Wrong 5 bulan yang lalu, aku mulai mencari-cari adakah kriteria-kriteria tersebut di dalam dia. Of course nobody is perfect dan mencari suami dengan label dan karakter seperti diatas tidaklah gampang, bahkan boleh dibilang mustahil di dunia yang wicked, corrupt dan dikuasai oleh si iblis ini. There's no such thing is a perfect husband in this world. So berangkat dari 'pembenarn' itu, aku mulai berpikir bahwa...ah okelah sekalipun dia belum lahir baru dan belum hidup dalam Tuhan, tapi dengan kehadiranku dalam hidupnya aku berharap bisa membawa dampak yang baik dalam kehidupannya, aku bisa sharing kebenaran dan bisa mulai membawa dia pada pengenalan yang benar tentang Tuhan. After all, bukankah kira sudah seharusnya jadi ambassador of Christ dimanapun kita berada, dengan siapapun kita bersama, right? Compromise #1

And then I started to pray for him and for our relationship. I began to ask the LORD is he the right man for me, is it my part to guide him to the truth, is he gonna be the man in my life, is he gonna be the love of my life? I asked the LORD to reveal to me the real him, things that I don't know about him, I asked the LORD to let me know, things about him that only He knows. The LORD knows about him, right? He knows about everything, about his thoughts, his character, his habits etc. Things about him that I do not know. And the LORD, at that moment, didn't say anything.

BUT, He open my eyes every day to see the real Mr Wrong.

It was a great 5 months, getting to know each other, talking for hours, every single day, every morning, every  night. We loved, we laughed, we talked about everything, we made so many plans for future and we built hopes and dreams, our hopes and dreams.  Tapi selain itu aku juga mulai bisa melihat hal-hal yang bermunculan tentang dia, hal-hal yang membuat aku risih dan meragu. Sebagai orang asing yang berbeda budaya, latar belakang dan pola pikir, kami sebenarnya sangat-sangat berbeda. Kebiasaannya minum alcohol setiap weekend, pemahaman-pemahamannya yang berbeda tentang hal-hal yang prinsip buatku, seperti no sex sebelum nikah, cara pandangnya tentang pemerintah, cara dia mendiskripsikan Tuhan dan cara dia melihat masa depannya dari sudut pandangnya sebagai manusia dll. And that was very disappointing to know that we are very different on those kind of matters. Tapi aku mencba bertahan dengan dalih ini kan proses pengenalan yang harus kami lewti, of course agak-agak mengagetkan, but I believe he will change, he will quit drinking, he will start praying, start to read Bible, he will become a man GOD one day. Compromise #2

And one thing lead to another, and we were like sitting on the time bomb. Til one day, the bomb is finally exploded. It was crazy and sad to see how our love just turned out into a fight and misunderstanding. It was not just my mistake or his, it was OUR mistake. Ego, emotion, pride, are mixed and create pain and suffering. Well, what can I expect from a man who never lived according to the word of the LORD in his life? A forgiveness? A humble heart? A kind and pure heart?

I'm not a perfect woman. I made mistakes in life. A lots of mistakes. But I apologized and I expect people to forgive me because I will forgive people who hurt me either. So ketika kami bertengkar dan terjadi kesalahpahaman dan kemudian aku ngambek, aku juga langsung minta maaf dan berharap untuk dimaafkan and then we can continue with our relationship. Tapi yang terjadi adalah hatinya sekeras batu dan sangat sulit untuk memaafkan dan melupakan keributan-keributan kami. For him, he is always right and I'm always wrong. And that was very painful for me. He expected me to accept his drinking habit and he didn't even want to accept my 'ngambek' moment? Seriously?? Forgiveness is supposed to be the oil of relationships. And if you cannot forgive your girlfriend's small mistake, what kind of heart do you have?

What happened to my criteria? What happened to my values? Am I this stupid to stay with a man who doesn't want to forgives a little mistake and always think that he is right? What happen in the future if we get married and problems occur in our marriage and he cannot forgive and forget? My goodness. :(

There's no other way but to say goodbye to each other. And I know this is what the LORD wants me to do. In my prayer, I asked the LORD to speak to me louder. Louder, because sometimes my stupidity is beyond my hearing. Sometimes I cannot listen because I'm too deaf to hear His voice. Keinginanku untuk punya pasangan hidup kadang-kadang menutup telingaku dan aku ga bisa mendengar dengan jelas apa yang sebenarnya Tuhan mau. Dan kali ini Tuhan benar-benar berbicara dengan keras buatku, lewat masalah kami.

Sekarang kami sudah resmi berpisah. Ada rasa lega yang luar biasa yang membungkus luka di hatiku. Air mataku hanya tumpah seminggu pertama kami berdiam-diaman dan ga bicara satu sama lain. Setelah itu, yang ada cuma rasa lega dan pengucapan syukur. Yes it is hard for me. Heartbreak sucks. But I'm stronger than before. I know he's not the one for me. He is not the one the LORD has created for me. At least itu yang aku tau sekarang. Entah nantinya kami akan bertemu lagi di kemudian hari dan berjodoh, itu adalah kedaultan Tuhan, tapi saat ini yang aku tahu, aku ga bisa bersama dia lagi. Kami seperti dua kutub yang saling tolak menolak. We love each other but we also hurt each other, and that's not healthy.

Aku ingin punya suami yang berfungsi sebgai imam dan pendoa dalam keluarga. Seorang yang humble, kind, and loving. Bukan seorang pemarah yang egois dan tidak mudah memafkan. And seperti itulah gambaran Mr Wrong dimataku saat ini. How sad.

So today is a new day. It's been 7 days since our breakup on October 2nd. It sucks but it was something I should do.

1 comment:

  1. Terus berdoa Ime, Percaya Tuhan Yesus telah menyediakan dan akan membawa kehadapanmu seseorang yg akan mendampingi dan menjadi jodohmu pada waktuNYA--------big hug n kisses------Shasta

    ReplyDelete